Apa itu Cloud Bursting?
Cloud bursting adalah teknik yang digunakan dalam komputasi awan untuk menambah sumber daya secara dinamis pada saat kebutuhan on-premises sedang tinggi. Ketika kapasitas internal perusahaan menipis, beban kerja tambahan akan “diburst”kan ke layanan cloud publik eksternal.
Secara harfiah, “cloud bursting” dapat diartikan sebagai “ledakan cloud”. Istilah ini menggambarkan bagaimana sumber daya cloud publik dicurahkan untuk menangani lonjakan penggunaan secara tiba-tiba.
Dengan kata lain, cloud bursting memungkinkan organisasi untuk memanfaatkan kelebihan daya komputasi dari cloud publik hanya ketika dibutuhkan, sehingga dapat menghemat biaya. Mari kita lihat lebih detail mengenai cloud bursting.
Kapan Cloud Bursting Dibutuhkan?
Cloud bursting dibutuhkan pada beberapa situasi, terutama ketika:
- Lonjakan trafik yang tidak terduga: Misalnya, perusahaan Anda mengadakan kampanye pemasaran besar dan tak terduga trafik pengunjung website melonjak tajam. Cloud on-premises Anda mungkin tidak sanggup menangani peningkatan ini. Cloud bursting memungkinkan Anda mengalirkan beban kerja ke cloud publik untuk menangani lonjakan tersebut sementara waktu.
- Peningkatan trafik yang diantisipasi: Acara peluncuran produk baru atau diskon besar-besaran pada Hari Belanja Online (Harbolnas) adalah contoh situasi di mana peningkatan trafik bisa diprediksi. Cloud bursting dapat digunakan secara manual untuk menambah kapasitas sebelum lonjakan terjadi, sehingga performa website Anda tetap terjaga.
- Pengembangan dan pengujian aplikasi: Cloud bursting berguna ketika Anda sedang mengembangkan atau menguji aplikasi yang membutuhkan resource besar. Daripada membeli permanen resource tambahan yang mungkin tidak terpakai terus-menerus, cloud bursting menawarkan solusi yang lebih hemat biaya.
- Optimalisasi biaya: Cloud bursting memungkinkan Anda berhemat biaya dengan hanya menggunakan resource tambahan dari cloud publik saat dibutuhkan. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk infrastruktur permanen yang mungkin jarang dipakai.
Manfaat Cloud Bursting
Cloud bursting menawarkan beberapa manfaat menarik, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya dan keuangan:
- Efisiensi Biaya: Ini adalah keuntungan utama cloud bursting. Anda hanya membayar untuk sumber daya tambahan yang dipakai saat dibutuhkan, alih-alih harus membeli dan memelihara infrastruktur permanen yang mungkin jarang digunakan. Dengan cloud bursting, Anda dapat menghindari pengeluaran modal yang besar untuk mengantisipasi lonjakan penggunaan sesaat.
- Skalabilitas Tinggi: Cloud bursting memberikan skalabilitas instan. Ketika kebutuhan sumber daya meningkat, Anda dapat dengan cepat menambah kapasitas dengan memanfaatkan cloud publik. Hal ini sangat berguna untuk menghadapi lonjakan trafik yang tidak terduga.
- Performa Optimal: Dengan cloud bursting, Anda dapat memastikan performa aplikasi dan website tetap optimal walaupun terjadi peningkatan penggunaan. Dengan mengalirkan beban kerja ke cloud publik saat dibutuhkan, Anda menghindari gangguan layanan akibat keterbatasan resource internal.
- Fleksibel: Cloud bursting menawarkan fleksibilitas tinggi. Anda dapat menambah atau mengurangi resource sesuai kebutuhan secara real-time. Ini sangat bermanfaat untuk perusahaan dengan kebutuhan yang fluktuatif.
- Efektivitas Pengembangan: Cloud bursting adalah solusi hemat biaya untuk pengembangan dan pengujian aplikasi yang membutuhkan resource besar. Anda tidak perlu membeli permanen resource tambahan yang mungkin tidak terpakai terus-menerus.
Cara Kerja
Cloud bursting bekerja dengan cara mengalokasikan sumber daya tambahan dari cloud publik secara dinamis ketika kebutuhan on-premises sedang tinggi. Ada dua cara utama untuk mengatur cloud bursting, yaitu:
1. Manual Bursting
- Tim IT secara manual yang melakukan provisi dan deprovisi sumber daya cloud publik.
- Biasanya digunakan untuk situasi yang sifatnya sementara, seperti pengembangan dan pengujian aplikasi dengan resource yang besar.
- Melalui konsol manajemen cloud publik, tim IT dapat mengalokasikan resource tambahan saat dibutuhkan dan membebaskannya kembali ketika selesai.
2. Automated Bursting
- Menggunakan tools khusus cloud bursting untuk melakukan provisi dan deprovisi sumber daya secara otomatis.
- IT terlebih dahulu mengatur kebijakan yang menentukan kapan dan bagaimana cloud bursting diaktifkan.
- Kebijakan ini biasanya didasarkan pada metrik tertentu, seperti penggunaan CPU atau memory yang melebihi ambang batas tertentu.
- Ketika metrik tersebut terpenuhi, tools cloud bursting akan secara otomatis memprovisi resource tambahan dari cloud publik.
- Setelah beban kerja mereda dan penggunaan resource kembali normal, tools tersebut akan melakukan deprovisi resource yang tidak terpakai, sehingga menghemat biaya.
Secara umum, tahapan cloud bursting adalah sebagai berikut:
- Monitoring: Sistem terus menerus memonitor penggunaan resource on-premises.
- Triggering: Ketika penggunaan resource mencapai ambang batas yang ditentukan, trigger diaktifkan (secara manual atau otomatis).
- Provisioning: Cloud publik dihubungi dan resource tambahan dialokasikan.
- Workload Shifting: Beban kerja dipindahkan dari on-premises ke cloud publik.
- Scaling Up/Down: Resource cloud publik dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
- De-provisioning: Setelah beban kerja mereda, resource cloud publik yang tidak terpakai dibebaskan.
- Workload Rebalancing: Beban kerja dikembalikan ke on-premises (jika perlu).